Jumat, 22 Juli 2011

Lidi Kesengsaraan

Huolllaaaaa...
Kali ini gue mau meng-share ide gue yang akan menjadi suatu cerita fiksi tapi non fiksi *nah lo*. Gua aja bingung apa maksud dari tulisan gue tadi. Hehehehe... Ya, pokoknya gue akan menulis suatu cerita yang terinspirasi dari kisah nyata gue sebagai penulisnya *eaaaa, kayak penulis profesional aja lu din*. Hiahahahahahaha...Hmmmm, gue juga baru dapet idenya semalem gara-gara semalem buka blog ini lagi *nyium-nyium layar leppie*. Udah lah, daripada nantinya jadi maksud meningan kita simak aja ceritanya, YUK CUUUUS...


Lidi Kesengsaraan
   Tahun ajaran baru sudah tiba. Dina, yang baru bangun dari tidur hibernasinya langsung bergegas menuju ke kelas yang bertuliskan '9H'. Ya, sekarang Dina sudah kelas 9. Seperti biasanya dikelas 9H- yang dulunya anak 7H- sedang bermain dengan teman-temannya. Memiliki dunianya sendiri. Karena tidak mau kalah, Dina langsung menghampiri teman bermainnya yang biasanya dipanggil 'DUTA'.
   Setelah bermain cukup lama dengan anak-anak DUTA, Dina jadi ingat sesuatu yang (mungkin) sudah terlupakan olehnya. Teman-temannya di kelas 8. Akhirnya Dina memutuskan kalo dia akan berkumpul dengan teman sekelasnya di kelas 8 dulu. Tapi sepertinya mereka sedang sibuk dengan kegiatannya sendiri, jadi Dina tidak mau mengganggu temannya.
  "Woy Din, kekanti yuk?" Ajak si Tipul yang lagi bengong.
  "Heh, yaudah deh. Gua pengen jajan ke Miss Fast motion."
  Akhirnya dua bocah dari 9H itu langsung menuju ke kantin, tepatnya di counter Miss Fast Motion. Sesampainya di tempat Miss Slow Motion, Dina dan Tipul langsung memilih-milih jajanan yang ada. Seketika Dina dan Tipul jadi bimbang. Dina melihat kearah Tipul yang sedang mengambil jajanan berwarna kuning dan merah, berbentuk panjang seperti spaghetti La Fonte belum dimasak.
 "Apaan tuh Tip?" Tanya Dina sambil megang jajanan asing itu.
 "Ini lidi Din. Enak lho," jawab Tipul santai.
 "Buset dah lu Tip. Lu sakit apa kenapa Tip? Masa sapu lidi lu bilang enak!!" Kata Dina sambil ngusap-ngusap kepala Tipul.
 "Yeeee, bukan sapu lidi benga! Ini dibilang lidi karena bentuknya kayak lidi, tapi bukan lidi beneran!"
 "Oh, gua sangka. Yaudah miss Fast Motion, gua mau lidinya yang merah satu yang kuning satu." Sambil ngasih pecahan uang warna biru.
 "Eh busyeeeh. Maih pagi weeey. Kagak ada kembaliannya." Kata miss Fast motion yang tangannya udah siap-siap buat ngambil duit kembalian.
 "Weh tip, lu bayarin punya gua dulu tip."
 "Iyeee ah..." Kata si Tipul sambil nyodorin duit warna abu-abu.

  Sesampainya dikelas, ternyata bapak guru Ips Asyik sedang menuju ke kelas mereka berdua. Dina dan Tipul langsung lari ke kelas mereka kayak ketakutan. Waktu menengok ke samping, Dina meliihat tipa sudah bergeletak di lantai. Saat Dina melihat ke arah Tipul dan GEDEBUUUUG!!! Si Dina nabrak pintu kelas. Walaupun kesakitan, Dina masih berbaik hati dengan teman-temannya yang sedang bermain Capsa.
"UWOOOOOOOOOOOOOY!!!!!! ADA PAK IPS ASYIK DATENG!!!" Teriak Dina yang terdengar se-antero jagad. Langsung murid-murid di kelas 9H merapikan bekas mainannya dan duduk dengan rapi.

  Kreeeeek.... Pak Ips Asyik langsung duduk di kursi guru. Langsung membuka leppie-nya dan menyuruh Dina si master LCD dan remot AC disuruh membenarkan LCD agar gambar di layar terlihat jelas. Pelajaran IPS sudah berlangsung selama 20 menit. Karena dina dan Tipul bosan, jadi mereka makan saja lidi yang mereka beli.

  Pertama-tama, Dina memakan lidi yang berwarna merah. 1 detik, 2 detik, 3 det... AAAAAAAAH!!!! RASANYA PEDAS!!! Dina yang kepesesan langsung spontan minum minuman Tipul yang tadi dibeli. Eh, si Tipul yang melihanya malah menertawainya. Walaupun rasa lidinya pedas, Dina malah tetap memakan lidinya sampai potongan terakhir. Jipa yang dari tadi cuma melihat Dina dan Tipul memakan lidinya, langsung mengambil sebuah lidi yang ada di tangannya Dina. Ternyata dia malah ketagihan dengan rasa lidinya. Akhirnya bel berbunyi. Seluruh murid bersorak sorai layaknya meang dari perang.

 "Weh Din Tip, beli lidi lagi yuk!" Ajak Jipa yang bersemangat.
 "AYO!!! CUUUUS!!!" teriak dina sambil loncat-loncat. Karena Tipul stres ngeliatin Dina, dia cuma ngangguk sambil senyum-senyum ala anak unyu. Tanpa banyak omong, Dina, Tipul, dan Jipa langsung mengambil 3 buah lidi, dan langsung memakannya. Tidak lupa juga, mereka membeli air mineral di Slash.

  Tidak terasa, waktu pulang telah tiba. Murid-murid 9H langsung bernyanyi lagu "Pulang telah tiba. Pulang Telah Tiba. Horeee. Horee. Horeeeeee..." dan langsung berhamburan keluar. Dina yang paling semangat, langsung menuju pinggir jalan raya dan naik mobil pribadi yang bertuliskan '02'.

  Sesampainya di rumah, Dina merasakan hawa-hawa merinding gak jelas. Dina melihat sekeliling ruangan tamunya, tidak ada siapa-siapa, bahkan jin saja tidak ada. Ternyata Dina baru sadar kalau perutnya sedang meneerka-nerka ingin *maaf sebelumnya* B.A.B. Tanpa basa basi, Dina langsung ngibrit ke kamar mandi. Akhirnya, Dina berhasil melakukan tugas sucinya. Aaaaah, leganya... batin Dina. Tapi, tiba-tiba ada suara gemuruh yang aneh dan bau-bau yang aneh. Ternyata perutnya masih mau melakukan tugas suci lagi. Dina terus bolak balik kamar mandi. Hingga akhirnya kejadian bergilir itu sudah berakhir.

  Keesokan harinya, Dina yang ke sekolah buru-buru langsung dipanggil Jipa. "WOOOY DINA!!!" Teriak Jipa. Dina langsung menoleh ke arah Jipa, dan langsung menuju ke arah Jipa. "Apaan?" Dengan wajah masih ngantuk. "WEH!! Gua udah kapok beli tuh lidi lagi. Ogah. Kemaren gue mencret!" cerita Jipa. "IYA WEH!! GUA JUGA GAK MAU! KAPOK LAH GUA!" Cerita Dina dengan sangat semangat.

  Akhirnya Dina, Tipul, dan Jipa sudah tidak membeli jajanan yang bernama 'LIDI' itu lagi. Mereka sudah kapok akan khasiat yang mahadahsyat dari lidi itu. Entah siapa yang menyebarkan ceritakan kisah itu, sekarang kisah itu sudah diketahui seisi sekolah. Dan produk lidi itu sudah tidak laku.

Hmmm... Bagaimana tanggapan dari para pembaca? Seruka? Unyukah? Gajekah? Nyeselinkah? Menikah? *itu mah bukan Diin!!!*.Hehehe.. Sekali lagi maaf ya teman-teman karena ada beberapa kata yang menjijikan seperti sampah, limbah, ebis, dan sebagainya *eeeh. itumah jijik beneran!*. Hehehe.. BTW, cerita tadi diatas itu cerita murni gue yang buat. Bukan inspirasi orang, tapi inspirasi datag dari gue sendiri. Sekian dulu ya post dari gue. Hehe, nanti gue akan membagi cerita yang lain *iya, gue memiliki beberapa cerita yang lain, tapi berbahasa inggris.* Insya Allah nanti gue kasih terjemahannya.

6 komentar:

  1. bagus dan lucu!. kirimin aja ke majalah remaja. ditunggu karya selanjutnya ya :D

    BalasHapus
  2. Lucu juga cerpennya, Din.

    Ditunggu karya selanjutnya yo!
    :D

    BalasHapus
  3. @ka wana: hehehe.. makasih kaka. hmm.. kapan-kapan aku kirim. aku masih belum PD.
    @ka ami: hehe makasih ya kaka
    @ka yudis: iya kaka. makasih ya. insyaAllah nanti aku buat yang lain.

    BalasHapus
  4. kwkwk manteb din :D
    keep posting sista!!! :beer:

    BalasHapus
  5. @bang jem: yoi bang!!! ane juga udah post di kaskus ane. hehe, di :rate5 ya gan.

    BalasHapus

Jangan segan-segan untuk komen. Gue gak suka makan manusia kok. :D

Entri Populer